2017 Tanpamu

2017 tanpamu
2017 tanpamu


2017 Tanpamu : Ini postingan kangen. Iya kangen. Sepanjang tahun tanpa sekalipun bisa bersua. Entah sudah seperti apa rasanya kangen ini.


14 November 2016, itu terakhir kali kita bersua. Selepas itu, kau rasanya seperti hantu. Ada di ingatan, tapi tak sekalipun hadir dalam nyata.


Ada waktu-waktu dimana aku kelimpungan di hajar rindu. Memutuskan untuk membuang ego lalu menelfonmu. Tapi kau selalu saja dengan berbagai aktifitasmu yang kau dewakan. Yang kau nomorsatukan. Entah hanya alasan. Atau mungkin memang sebenarnya bagimu aku tak lebih penting dari pekerjaanmu yang sukses menjadikan dompetmu tebal. Aku tak mauterlalu memikirkan.


Ada juga masa-masa egoku menang. Memilih meringkuk memeluk guling ketimbang membiarkan jari jemariku memencet nomor ponselmu untuk memberitahu perihal rindu yang menggebu.
Tak jarang aku dihinggapi bimbang. Bertahan dan menunggumu, atau menyambut yang datang dan menawarkan kebahagiaan. Toh kita tak pernah mengikat hati masing-masing dengan status hubungan. Kita hanya dua anak manusia yang sama-sama tau memiliki rasa yang sama namun memilih membebaskan masing-masing. Walau sebenarnya saling berharap *yang ini akhir-akhir ini aku ragu, jangan-jangan hanya aku yang berharap*.


Pernah aku memutuskan membuka hati untuk yang lain. Berkata ke diri sendiri untuk tak lagi mengharapkanmu. Tapi seringkali kukhianati kata-kataku sendiri dengan mengirimimu pesan singkat *yang beberapa diantaranya tak kau balas*. Seringkali seperti itu berulang-ulang.


Sepanjang 2017 tanpa sekalipun bersua di alam nyata. Kau cukup sering hadir dalam mimpi. Kata orang itu tandanya kangen. Entahlah benar atau tidak. Nyatanya tiap kulisankan rindu, yang kau lakukan hanya memberi alasan dan meminta maaf karena tak bisa merajut temu.


Melewatkan 2017 tanpamu. Di awal Januari 2018 ini entah kenapa aku merasa bersama menjadi sesuatu yang makin sulit untuk diwujudkan. Kau dan aku menjadi kita rasa-rasanya sudah tak mungkin. Aku sudah enggan berharap. Mungkin memang ini saatnya berhenti darimu.


Selamat tinggal, itu kata-kata yang kerap kuucapkan di 2017 untukmu tapi selalu kuingkari. 2018 ini, rasa-rasanya aku sudah mantap untuk berucap : selamat tinggal! Semoga tak kuingkari lagi.

Komentar

  1. tapi serarang sudah bertemu kan mba, jadi ngak kesepian lagi, he he he

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer