Hujan, Kenangan, dan Anyang-Anyangan

anyang-anyangan
Hujan, kenangan, dan anyang-anyangan

Hujan, Kenangan, dan Anyang-Anyangan : Hujan. Semingguan ini hujan rajin bertandang. Membuat para kodok senang dan tak henti berdendang. Aku pun ikut bernyanyi riang. Bukan berarti aku juga kodok. Bukan. Tapi karena aku si perempuan pecinta hujan. Dan kenangan.


Hujan bagiku adalah batas antara masa lalu dan masa kini. Waktu dimana sebuah gerbang ingatan terbuka dan ribuan kenangan menyeruak, berlomba berkelebat di kepala. Dan di antara ribuan kenangan itu, salah satu yang paling sering berlama-lama menari di kepala adalah kenangan tentangmu.


Waktu itu hujan. Lebih tepatnya gerimis merintik deras. Saat pertama kali sebuah debar rasa menghampiriku. Saat kau datang membawakan kue penanda usiaku bertambah satu. Binar rasa yang sama terpancar dari tatapmu. Kemudian aku duduk di boncenganmu. Bersama kita membelah keriuhan gerimis. Melewati jalanan kota dengan rintik gerimis tertangkap sinar lampu jalan. Menepati janji pada seorang kawan.


Dari ingatan itu aku akhirnya sadar kenapa bayangmu kini kerap hadir saat kesendirian menghampiriku kala gerimis ataupun hujan turun. Pasti karena kala itu tiap rintik gerimis yang turun turut bersuka ria merayakan gejolak rasa yang meletup-letup di dada. Dan kita begitu menikmati cara semesta membuat kita saling menaruh rasa.


Ingat saat kita diserang gigil di Penatapan?! Sebuah warung jagung bakar yang kerap dijadikan persinggahan mereka yang hendak atau dari Berastagi, kota dingin di dataran tinggi Karo yang kerap dijadikan tujuan orang-orang Medan saat ingin melipir sejenak dari panasnya udara kota. Singgah sejenak di Penatapan sekedar menikmati jagung bakar atau rebus, dan segelas teh panas untuk mengusir dingin, juga untuk menikmati kerlap kerlip lampu di kawasan pemukiman penduduk di Bandar Baru.


Tanpa perencanaan awal, kita pernah nekat malam-malam ke Berastagi hanya untuk memenuhi hasratku menyaksikan sunrise di Bukit Gundaling. Belum sampai di Berastagi aku sudah mengigil kedinginan. Tebal jaket tak mampu membuatku hangat.


Kita memutuskan singgah di Penatapan. Memilih warung yang memungkinkan untuk melihat pemandangan malam Bandar Baru. Sayangnya saat itu kabut sangat tebal. Langitpun tak berbintang. Hanya kabut dan dingin yang ada.


Sebelum pesanan jagung rebus dan teh manis datang, kau pamit untuk ke kamar kecil. Katamu, dingin udara malam itu sukses membuatmu ingin bolak-balik ke kamar kecil. Aku pun sebenarnya demikian. Tapi enggan. Jadi kupilih tetap menahannya saja. Bukan apa-apa, aku pernah ke salah satu kamar kecil di area warung jagung Penatapan ini. Rata-rata letaknya di bawah bangunan warung. Airnya mungkin jernih dari pegunungan langsung. Tapi  bak penampung dan gayungnya sungguh memprihatinkan. Begitu pun dengan kamar mandinya. Aroma amoniak menguar membuat mual. Entah berapa abad tak mereka bersihkan. Tampaknya si empunya hanya getol mengutip uang dari pengunjung yang kebelet pipis atau BAB. Bersih tidaknya mereka tak peduli.


Apalagi jika malam begini, ada toilet yang tak berpenerang. Ah, aku lebih memilih menahannya ketimbang harus buang hajat di kamar mandi gelap, jorok, dan bau pula.


Berkali-kali kau bertanya apa aku tak ingin buang air kecil. Kujawab dengan gelengan. Kau sepertinya tau apa yang kupikirkan, lalu berucap mengingatkan bahwa tak baik menahan buang air kecil. Bisa anyang-anyangan. Aku sebenarnya paham, tau memilih tak ambil peduli.


Kini, bertahun-tahun berlalu sejak saat itu. Tiap melewati warung jagung Penatapan aku selalu teringatmu. Sambil berandai-andai suatu saat bisa mengulang momen indah yang pernah ada. Ada beberapa hal yang belum kau ketahui dan ingin kukatakan. Salah satunya tentang anyang-anyangan.


Aku kini ikut katamu, tak menunda-nunda buang air kecil. Karena ternyata anyang-anyangan bukan sekedar perasahan ingin pipis yang PHP dan tarik ulur. Sudah buru-buru ke kamar mandi eh ternyata tak jadi. Kalaupun jadi yang keluar cuma sedikit. Sungguh seperti hubungan kita yang penuh drama tarik ulur dan harapan-harapan kosong yang menyesakkan.


Anyang-anyangan ternyata lebih menyeramkan dari sekedar toilet tak berpenerang. Ia ternyata cikal bakal dari sebuah penyakit bernama infeksi saluran kemih. Kondisi dimana saluran kemih kita terinfeksi bakteri E-Coli.


Jika saja semesta mengijinkan kelak kita bersama. Aku ingin kau tau bahwa aku adalah orang yang paling ingin kau dan aku sehat. Termasuk terbebas dari anyang-anyangan dan infeksi saluran kemih. Aku akan memberitahumu beberapa hal yang dapat menyebabkan anyang-anyangan. Aku ingin mengatakannya nanti saat kita bersama. Tapi aku takut lupa. Jadi kutuliskan disini saja.


Anyang-anyangan disebabkan oleh beberapa hal seperti kurang minum, dehidrasi, sering menahan buang air kecil, cara cebok yang tidak benar, penggunaan cairan pembersih, alergi, dan pakaian dalam yang kurang bersih. Untuk poin tidak menunda-nunda buang air mungkin kau sudah lebih bagus dariku. Tapi pakaian dalam yang bersih dan konsumsi air, belum tentu. Apalagi dengan aktifitasmu yang padat dan pakaian yang kau laundry. Tentu kebersihannya tidak bisa dijamin.


Karena anyang-anyangan adalah kondisi yang tak bisa diremehkan, maka aku pun ingin memberitahumu tentang Prive Uri-Cran. Obat herbal yang mengandung ekstrak buah cranberry. Buah yang terbukti ampuh mengobati infeksi saluran kemih secara alami.

obat anyang-anyangan


Jadi jika suatu saat kau mengalami anyang-anyangan dan aku sedang tak ada disisimu, ingatlah bahwa yang harus kau lakukan tidak hanya banyak minum air putih dan menjaga kebersihan pakaian serta kamar mandi, tetapi juga segera ke apotik atau tokoh obat terdekat untuk membeli Uricran. Segera lah minum dengan rutin. Hal ini penting kutekan kan sayang, karena aku ingin kita sama-sama sehat. Karena teramat sedih rasanya melihat orang yang kita sayangi sakit. Apalagi jika di-PHP-in air seni. Terdengar konyol namun menyesakkan bukan.


Aroma kopi menawan indera penciumanku. Menarikku kembali ke masa kini. Ah, cukup lama ternyata aku terjebak nostalgia. Oh hujan, membuatku mabuk kenangan, teringat tentangmu, juga tentang  anyang-anyangan.

Komentar

  1. di bandung dah mulai panas, ujannya palig seminggu sekali tapi anginnya dingiiin banget. hujan dan kenangan emang sulit dipisahkan yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. yess,,, mereka seperti sepasang sayap yang mengepak beriringan :)

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer